Saat mendengar kata Palembang maka sebagian besar orang akan langsung ingat tentang Jembatan Ampera yang berwarna merah. Jembatan ini sudah sejak lama menjadi ikon sekaligus simbol kebanggaan dari masyarakat Palembang. Tujuan dari jembatan ini dibangun adalah untuk menghubungkan wilayah bernama Ilir dan juga Ulu sehingga akses antara kedua daerah tersebut menjadi lebih mudah.
Berdasarkan data dari website resmi Pemkot Palembang menyatakan bahwa panjang jembatan ini adalah 1.117 meter dengan lebar sepanjang 22 meter. Untuk tinggi jembatan adalah 11,5 dari atas permukaan air, sedangkan tinggi menara adalah 63 meter yang diukur dari tanah. Terdapat 2 menara dan jarak antara keduanya berjarak 75 meter dengan berat keseluruhan jembatan ini mencapai 944 ton. Selain sebagai ikon di Palembang, ternyata Jembatan Ampera juga menyimpan 3 fakta yang jarang diketahui banyak orang, penasaran apa saja? berikut ini akan diulas selengkapnya.
Awalnya belum dinamakan Ampera
Jembatan Ampera sudah populer sejak lama tapi apakah sudah tahu bahwa awalnya belum bernama Ampera? Saat awal jembatan ini diresmikan dan diberi nama Jembatan Bung Karno sebagai tanda penghargaan karena Presiden Pertama telah memperjuangkan harapan masyarakat yang tinggal di Palembang untuk mempunyai jembatan yang letaknya ada di atas Sungai Musi. Namun saat itu tepatnya tahun 1966 terjadi pergolakan politik yang sangat kencang sehingga timbul gerakan bernama anti-Soekarno. Dengan adanya pergolakan tersebut, maka nama jembatan ini diubah namanya dengan Ampera dengan kepanjangannya yaitu Amanat Penderitaan Rakyat dan terkenal sampai sekarang.
Termasuk jembatan terpanjang di ASEAN saat dulu
Saat diresmikan di tahun 1965, jembatan ini menjadi yang terpanjang di ASEAN dengan panjang mencapai 1.117 meter kemudian memiliki lebar 22 meter.
Jembatan bagian tengah bisa naik dan turun
Letak jembatan ini ada diatas Sungai Musi yang membuat banyak kapal besar pengangkut barang melewati sungai ini, sehingga jembatan ini dirancang bisa naik dan juga turun di bagian tengah. Untuk menaikkan dan menurunkan jembatan ini dengan menggunakan dua buah bandul dengan berat masing-masing sebesar 500 kilogram. Untuk mengangkat 10 meter jembatan ini dibutuhkan waktu selama satu menit, jadi jika ditotal hingga jembatan berada diatas sekitar setengah jam. Tepatnya tahun 1970, fungsi jembatan naik turun di bagian tengah dihentikan dengan alasan menghabiskan waktu yang lama. Selanjutnya tahun 1990, kedua bandul yang ada di kedua menara dicopot dari tempatnya agar tidak terjatuh ke bawah.
Itulah tiga fakta dari Jembatan Ampera yang menjadi simbol kebanggaan masyarakat Palembang. Bagi yang ingin datang dalam waktu dekat ke Palembang, terutama kota terdekat seperti Lampung, maka jangan lupa mampir ke jembatan ini. Apalagi dengan banyaknya tiket bus Lampung Palembang tersedia di aplikasi Pegipegi tentunya pergi kemana saja jadi lebih mudah. Untuk mengetahui cara mencari tiket yang mudah dan praktis, silakan kunjungi tautan berikut ini untuk informasi selengkapnya.