Yuk Mengenal Mikroplastik!

sampah plastik

Permasalahan sampah plastik bisa dibilang sebuah permasalahan yang susah untuk ditanggulangi, karena begitu kompleksnya hal-hal yang berkaitan dengan sampah plastik. Di Beberapa negara khususnya negara berkembang, penggunaan plastik masih cukup tinggi hal ini dikarenakan  dari kebiasaan masyarakat yang menggunakan plastik untuk menunjang kegiatan sehari-hari, proses terurainya plastik memakan waktu hingga ratusan tahun, hingga masalah mikroplastik. Mungkin beberapa dari kita kurang mengetahui istilah mikroplastik. Apa itu mikroplastik?

 

Apa itu Mikroplastik?

Selama ini, mungkin kita hanya mengenal “plastik” dalam ukuran materi yang besar dan merupakan bagian dari sampah yang sulit terdegradasi. Istilah ini tidak ada salahnya, namun kita harus mulai mengetahui, bahwa plastik bukan hanya merupakan materi yang berukuran besar, melainkan juga terdapat dalam ukuran yang sangat kecil. Mikroplastik adalah potongan plastik yang kurang dari 4,8 milimeter. Mikroplastik ini bersifat sangat berbahaya karena memiliki bahan kimia seperti PCB yang terakumulasi pada bagian plastik, yang dapat menyebabkan keracunan. Seperti yang kita tahu bahwa plastik tidak bisa terurai baik didaratan maupun dilautan, plastik hanya akan berubah bentuk menjadi ukuran yang lebih kecil, yang kita sebut dengan Mikroplastik. Karena ukuran yang sangat kecil ini, (1) Mikroplastik dapat ditelan oleh organisme-organisme hingga akhirnya mengalami bioakumulasi pada predator puncak, termasuk manusia. Mikroplastik telah ditemukan dalam kotoran manusia, dan bahkan salah satu sumber utama masuknya mikroplastik ke dalam tubuh manusia adalah garam.(2)

 

Mikroplastik mulai banyak dibahas ketika polusi lautan semakin buruk dari tahun ke tahun. Menurut Forum Ekonomi Dunia, ada peningkatan tingkat polusi buatan manusia yang tinggi di banyak lautan dunia dan hanya sedikit yang benar-benar lenyap. Pada tahun 2050 akan ada lebih banyak plastik daripada ikan di lautan dunia. Menurut laporan tersebut, penggunaan plastik di seluruh dunia telah meningkat 20 kali lipat dalam 50 tahun terakhir, dan diperkirakan akan meningkat dua kali lipat lagi dalam 20 tahun ke depan. Karena penelitian tentang mikroplastik sangat baru, belum ada cukup data untuk mengatakan dengan tepat bagaimana mereka mempengaruhi kesehatan manusia. Kata Jodi Flaws, seorang profesor biosains komparatif dan direktur asosiasi Program Toksikologi Lingkungan Interdisipliner di University of Illinois seperti yang dikutip dari Washington Post. (3)

 

Jenis Mikroplastik.

 

Ada dua jenis diantaranya; mikroplastik primer dan mikroplastik sekunder. Mikroplastik primer dirancang langsung untuk tujuan komersial. Ini meliputi:

  1. Nurdles: pelet kecil yang disatukan, dilebur, dan dicetak untuk membuat bentuk plastik yang lebih besar;
  2. Microbeads: digunakan dalam produk perawatan pribadi untuk membantu menggosok kulit mati;
  3. Serat: banyak pakaian saat ini terbuat dari serat plastik sintetis seperti nilon dan polietilen tereftalat (PET) yang pernah dicuci lepas dari pakaian dan melewati pabrik pengolahan limbah hingga mencapai laut.

 

Ada juga mikroplastik sekunder yang berbentuk besar, potongan plastik asli terurai menjadi jutaan keping kecil. Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Macromolecular Science, tingkat degradasi plastik bergantung pada faktor-faktor seperti jenis polimer, usia, dan kondisi lingkungan seperti suhu, iradiasi pelapukan, dan pH. Mengenai limbah darat, menurut sebuah studi McKinsey, bahan plastik yang dibuang memasuki lingkungan laut sebagai sampah, buangan industri, atau sampah melalui saluran air pedalaman, aliran keluar air limbah, dan transportasi angin. Sementara 25% dari pembuangan berbasis lahan berasal dari dalam sistem pengelolaan limbah, potongan terbesar, 75% adalah sampah yang tidak terkumpul. Sampah yang tidak terkumpul terkait erat dan secara proporsional terkait dengan pembangunan ekonomi, infrastruktur lokal, dan peraturan perundang-undangan. Geografi, budaya dan konteks lokal, serta pasang surut juga memainkan peran besar, yang membantu menjelaskan mengapa 52% massa plastik di Great Pacific Garbage Patch diperkirakan terdiri dari tali, tali, dan jaring ikan melansir dari Youmatter. (3)

 

Seperti yang sudah disebutkan diatas, istilah mikroplastik memang belum dilakukan penelitian lebih lanjut, maka dari itu lebih baik kita melakukan pengurangan penggunaan plastik. Mulai dari menggunakan tas belanja yang bisa digunakan berkali-kali, melakukan daur ulang dari penggunaan plastik yang kita gunakan. Dan daur ulanglah yang bisa dibilang paling baik untuk dilakukan, karena kita memanfaatkan kembali sampah plastik yang kita gunakan, menjadi barang lain. Jadi kita tidak membuang sampah dan berpotensi menjadi mikroplastik. Berbicara mengenai daur ulang, AQUA sudah sejak lama mengaungkan kegiatan daur ulang dari penggunaan plastik botol hal tersebut merupakan salah satu bentuk bijak berplastik. Bahkan AQUA mengeluarkan 3 komitmen untuk lebih menjaga lingkungan kita, yaitu (1) Mengumpulkan sampah botol plastik, (2) Mengedukasi masyarakat secara luas mengenai bahaya sampah plastik hingga daur ulang, (3) Melakukan Inovasi pada setiap produknya, agar lebih ramah lingkungan. Untuk Inovasi sendiri AQUA meluncurkan AQUA LIFE, sebuah inovasi kemasan botol dari 100% bahan daur ulang dan dapat didaur ulang. Ini menjadi penanda bahwa AQUA benar-benar mewujudkan komitmennya. Perlu diketahui, pada 2025, AQUA berkomitmen untuk menggunakan 100% bahan daur ulang, bahan yang dipakai ulang dan atau bahan kemasan yang terurai dalam tanah. Lalu, saat ini kemasan botol AQUA sudah mengandung bahan daur ulang sampai dengan 25%. Hal itu akan ditingkatkan menjadi rata-rata 50% pada tahun 2025. Meski merupakan hasil inovasi kemasan botol daur ulang, AQUA LIFE sangat aman untuk dikonsumsi. Kemasannya telah memenuhi standar yang ditetapkan oleh BPOM, Halal, SNI dan FSSC 22000. Dengan demikian, kualitas AQUA LIFE sama seperti botol dengan menggunakan virgin PET atau PET baru. Proses pembuatan yang menggunakan teknologi dan standar tinggi oleh AQUA memungkinkan itu terjadi. Sebelumnya pemahaman tentang botol hasil daur ulang perlu diluruskan. Sebagai inovasi kemasan botol daur ulang, AQUA LIFE bukanlah kemasan dari sampah botol plastik bekas yang dipakai kembali.  AQUA LIFE terbuat dari botol plastik bekas AQUA maupun merek lain yang telah diproses ulang. Botol-botol tersebut dipilah, dibersihkan, dicacah untuk kemudian diolah dengan memakai teknologi tinggi untuk menjadi material pellet atau daur ulang Polyethylene Terephthalate (PET). Materi inilah yang menjadi bahan baku dengan nama AQUA 100% Recycled .Oleh karenanya, AQUA LIFE memiliki kualitas yang sama dengan produk yang memakai materi baru. Standar keamanannya tinggi dan memenuhi semua persyaratan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Maka dari itu mari kita beralih ke AQUA LIFE, selain bahannya yang ramah lingkungan, tentu saja air mineral AQUA masih sangat terjaga kualitasnya.(4)

 

 

 

 

  1. Apa itu Mikroplastik – Greeneration Foundation
  2. Mikroplastik – Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
  3. Mengenal Mikroplastik, Ketahui Dampaknya bagi Tubuh Jika Dikonsumsi Jangka Panjang Semua Halaman | merdeka.com
  4. https://www.sehataqua.co.id/aqua-life-perwujudan-inovasi-kemasan-botol-daur-ulang-dari-aqua/

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *